BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejarah merupakan
kejadian di masa lalu yang tidak boleh kita lupakan begitu saja, karena dengan
adanya sejarah kita dapat mengambil banyak pelajaran dari kejadian di masa lalu
dan berharap agar kehidupan di masa mendatang akan menjadi lebih baik lagi. Di
berbagai daerah di nusantara pasti mempunyai sejarah yang berbeda-beda yang
menjadi cirri khas dari daerah tersebut. Tidak hanya sejarah suatu daerah,
masih banyak lagi sejarah tentang suatu kebudayaan, sejarah tentang suatu
tempat wisata.
Sebuah sejarah tidak
luput dari para tokoh-tokoh yang berkaitan dengan sejarah tersebut. Itu
sebabnya mengapa sejarah sangat penting bagi kehidupan kita sekarang. Karena
tanpa sejarah, kita mungkin tidak hidup di zaman sekarang. Fenomena yang sering
dijumpai yaitu remaja sekarang jarang sekali yang mengetahui tentang sejarah
suatu tempat bahkan tempat asalnya sendiri. Oleh karena itu, seperti akronim
dari Soekarno yaitu “Jas Merah“ yang memiliki kepanjangan dari “Jangan lupakan sejarah”.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Sejarah Desa Karangmuncang ?
2.
Bagaimana Perkembangan Agama Islam di Desa
Karangmuncang ?
3.
Bagaiman Pengaruh Sejarah Desa Karangmuncang
Terhadap Warga ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui Sejarah Desa Karangmuncang ?
2.
Mengetahui Perkembangan Agama Islam di Desa
Karangmuncang ?
3.
Mengetahui Pengaruh Sejarah Desa Karangmuncang
Terhadap Warga ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Desa Karangmuncang
Sejarah
Desa Karangmuncang berawal saat sebelum adanya kemerdekaan Indonesia. Saat
Negara Indonesia dijajah oleh Belanda, wilayah ini pun terkena dampaknya. Ada
beberapa sesepuh di desa ini yang ditembak dan diculik diantaranya yaitu K.H
Abdul Mukti, K.H Asyari dan K.H Umar. Awalnya sebelum ada pemukiman, ini
merupakan sebuah tanah yang luas dan merupakan hutan belantara. Daerah ini
sebelumnya bernama Cantilan Timbang, karena terlalu luas maka masyarakat di
daerah tersebut ingin berdiri sendiri. Sehingga memisahkan diri dengan desa
lain.
Ada
yang mengatakan bahwa sebelum diberi nama Karangmuncang, daerah ini bernama
Karang nangtung dan Karang Tunggal karena di daerah ini tidak ada satu pun
permukiman warga dan desa ini termasuknya hutan belantara. Kemudian ada
sayembara kepada warga bahwa barang siapa yang bias mendirikan karangnangtung,
maka akan menjadi hak milik orang tersebut. Dan yang menyanggupinya yaitu kiayi
buya abdul azis. Beliau merupakan buyut dari ibu si penulis, dan ia menikah
dengan ibu siti zulaiha yang merupakan wanita tercantik se Kabupaten.
Alasan
dinamakan desa Karangmuncang yaitu karena pada zaman dahulu ada sebidang tanah
di kebun yang ditanami pohon muncang, jika dalam bahasa Indonesia yaitu pohon
kemiri yang bermakna keras kulitnya/cangkangnya. Tetapi ketika sudah dipecah,
itu merupakan salah satu bumbu yang digunakan ketika memasak, dan memiliki
aroma yang khas dan enak. Orang yang menanam pohon muncang (kemiri) yaitu Mbah
Kuwu Sangkan dari Cirebon Girang.
Salah
satu Kiayi di wilayah ini mengatakan bahwa jika dilihat dari filosofi buah muncang
(Kemiri) bahwa buah muncang memiliki tekstur yang halus dan lembut dan
dilindungi oleh kulit atau cangkang yang keras. Sehingga Kiayi tersebut
mengharapkan warga desa Karangmuncang memiliki pribadi yang kuat dan keras
terhadap hal-hal yang melenceng dari ajaran agama dan norma. Tetapi di balik
ketegasan di luar masyarakatnya pun memiliki kelembutan hati di dalamnya.
Sehingga melawan dengan keras perbuatan yang munkar. Seperti ketika ada yang membeli keimanan masyarakat di desa
tersebut, mereka berani menentang secara keras.
B. Perkembangan Islam di Desa
Karangmuncang
Perkembangan
Islam di Desa Karangmuncang berawal saat K.H Abdul Mukti memimpin sebuah
Pesantren di desa ini, yang memiliki santri yang sangat banyak hingga ada
santri yang berasal dari daerah lain seperti Bandung, Tasik Cianjur, Ciamis dan
daerah di sekitar desa Karangmuncang. Saat beliau memimpin Pondok Pesantren,
kegiatan keagamaan di desa Karangmuncang menjadi sangat pesat.
Seperti
pepatah mengatakan “siapa menanam ia menuai” inilah yang menjadi buah dari
belajar saat di Pondok Pesantren. Mereka mengamalkan ajaran yang ia pelajari.
Dan alumni Pondok Pesantren itu akhirnya menjadi kiayi-kiayi besar, santrinya
pun berbalik belajar ke daerah-daerah mereka.
Setelah
wafatnya K.H Abdul Mukti, pesantren ini menjadi menurun peminatnya, tidak
seperti saat dipimpin oleh beliau, tetapi masih ada santri yang ingin belajar
di Pesantren tersebut namun dipimpin oleh K.H Soheh, yang belajar agama pun
hanya di wilayah Kabupaten Kuningan. Saat K.H Soheh meninggal, yang memimpin
yaitu anaknya.
Pada
tahun 2000 an santri yang mondok di Pesantren menjadi sedikit. Proses belajar
mengajarnya pun central yaitu di Masjid Nurul Huda, semua anak-anak yang
mengaji yaitu anak di desa Karangmuncang. Pada saat itu, Ustad lah yang
mengunjungi ke masjid untuk mengajar agama, itu bertahan hingga sekitar 12
tahun. Pada saat tahun 2013 proses belajar mengaji dilakukan di tiga tempat
yaitu di rumah masing-masing ustad. Sedangkan yang mengaji di masjid hanya
anak-anak Sekolah Menengah, itu pun hanya sedikit. Seperti sudah tidakada
keinginan untuk mengaji. Hingga saat ini, central belajar mengaji yaitu di
salah satu rumah Ustad, tidak lagi di Masjid. Sudah tidak ada keramaian lagi di
masjid karena digantikkan dengan keramaian di salah satu rumah Ustad.
C. Pengaruh
Sejarah Desa Karangmuncang terhadap Warga
Selain
filiosofi yang telah dipaparkan di atas, sejarah Desa Karangmuncang merupakan
kejadian yang sangat berpengaruh bagi masyarakat di sekitarnya karena siapa
saja yang tinggal di desa tersebut jika ada suatu masalah pasti sulit untuk
dipecahkan, tetapi jika sudah mengetahui cara penyelesaiannya. Maka akan
berbuah manis.
Para
pemimpinnya pun sangat mempengaruhi warga Desa Karangmuncang. Di bawah ini
merupakan Kepala Desa Karangmuncang yaitu sebagai berikut :
1.
Kepala Desa
(Kuwu) : Bapak Keca
2.
Kepala Desa
(Kuwu) : Bapak Karna
3.
Kepala Desa
(Kuwu) : Bapak Dulyamin
4.
Kepala Desa
(Kuwu) : Bapak K. H Umar
5.
Kepala Desa
(Kuwu) : Bapak Yoyo
6.
Kepala Desa
(Kuwu) : Bapak Kuswari Nuridin
Saat
ini warga Desa Karangmuncang memiliki lapangan pekerjaan di bidang pembuatan
roti. Namun ada saja Masyarakat Di Desa Karangmuncang yang masih merantau ke
ibu kota. Masyarakat desa Karangmuncang memang terkenal dengan pabrik roti di
kampong sendiri atau pun di daerah orang lain.
Semua
yang saya tulis merupakan hasil wawancara dari Ustad Muhammad Nasir yang
merupakan sesepuh di Desa Karangmuncang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah
dinamakan desa Karangmuncang yaitu karena pada zaman dahulu ada sebidang tanah
di kebun yang ditanami pohon muncang, jika dalam bahasa Indonesia yaitu pohon
kemiri yang bermakna keras kulitnya/cangkangnya. Tetapi ketika sudah dipecah,
itu merupakan salah satu bumbu yang digunakan ketika memasak, dan memiliki
aroma yang khas dan enak. Orang yang menanam pohon muncang (kemiri) yaitu Mbah
Kuwu Sangkan dari Cirebon Girang.
Perkembangan
Islam di Desa Karangmuncang berawal saat K.H Abdul Mukti memimpin sebuah
Pesantren di desa ini, yang memiliki santri yang sangat banyak hingga ada
santri yang berasal dari daerah lain seperti Bandung, Tasik Cianjur, Ciamis dan
daerah di sekitar desa Karangmuncang. Saat beliau memimpin Pondok Pesantren,
kegiatan keagamaan di desa Karangmuncang menjadi sangat pesat.
Sejarah
Desa Karangmuncang merupakan kejadian yang sangat berpengaruh bagi masyarakat
di sekitarnya karena siapa saja yang tinggal di desa tersebut jika ada suatu
masalah pasti sulit untuk dipecahkan, tetapi jika sudah mengetahui cara
penyelesaiannya. Maka akan berbuah manis.
B. Saran
Harapan
saya para siswi dapat memahami isi dari pembahasan yang telah saya paparkan, agar dapat megetahui tentang
isi dari pembahasan makalah saya.
Semoga makalah ini menjadi
makalah yang sesuai dengan harapan guru Mata Pelajaran
Kesenian. Apabila ada
kritik dan saran yang sekiranya membangun, saya sangat mengharapkan demi terwujudnya makalah yang lebih
baik.
Ad yg salah tu mesti nya menayakan nya ama yg kopten yg bnr" tau sejarah nya biar gk simpang siaur
BalasHapusNgawur bin ngelantur
BalasHapusNgawurrr
BalasHapus